Analisis
Keadaan Wilayah Dusun Gabuk, Desa Giricahyo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten
Gunung Kidul
Termasuk dalam karst Gunung Sewu
yang merupakan formasi Wonosari Zona ini berada pada
ketinggian 100 – 300 meter dpl, topografi berbukit-bukit (konon terdapat 60.000
bukit berjajar, nyaris memenuhi zona ini, tanpa menyisakan kawasan pedataran.
Paling hanya pelembahan yang relatif sempit). Jenis tanah dominan tanah kapur,
dengan ketebalan yang relatif tipis, dan miskin unsur hara, sehingga
produktivitas relatif rendah. Kondisi ini menyebabkan penduduknya sulit
mengembangkan kegiatan usaha di sektor pertanian. Sangat sulit dijumpai sungai
di atas permukaan tanah. Beberapa batang sungai yang muncul ke permukaan,
kemudian masuk lagi ke dalam permukaan tanah melalui gua (atau luweng, istilah
lokal), dan muncul kembali di kawasan pantai selatan. Air tanah dapat
diketemukan pada kedalaman 60 – 120 meter atau lebih. Jadi dapat dimengerti
apabila zona ini sering mengalami bencana kekeringan (menjadi bencana yang
rutin datang setiap tahun, sebagaimana Jakarta yang selalu kebanjiran di musim
penghujan). Diperkirakan terdapat 260.000 jiwa yang mendiami zona ini selalu
mengalami kekurangan air setiap tahun.
Iklim daerah karst Gunung Sewu
dipengaruhi kuat oleh angin munson barat laut dan tenggara yang menghasilkan
musim basah dari Bulan Oktober sampai April dan musim kering yang sangat kering
yaitu antara Bulan Mei dan September. Curah hujan tahunan yang direkam dari 14
penakar hujan antara tahun 1960 sampai 1997 bervariasi antara 1500 mm hingga 2986
mm dengan rata-rata tempetratur tahunan sebesar 27 ÂșC.
Pola
Pertanian
Termasuk dalam cacth cropping (berganda secara campuran), terutama dalam penataan
tanaman sela. Dalam penataannya termasuk tumpang sari, yaitu dua jenis tanaman
atau lebih yang umurnya tidak banyak berbeda ditanam di dalam 1 lahan. Dimana
jagung berumur 3-5 bulan dan kacang tanah berumur 3-4 bulan.
Analisis
keadaan wilayah Dusun Namberan, Desa Karangasem, Kecamatan Paliyan, Gunung
Kidul.
Termasuk
daerah karst gunung Sewu yang merupakan daerah poltje baselevel. Poje
baselevel terbentuk apabila regional muka air tanah memotong permukaan
tanah. Polje tipe ini pada umumnya terbentuk di bagian bawah (outflow) dari
kawasan karst. Pada tahap poltje ini korosi secara vertikal telah mencapai muka
airtanah, sehingga korosi lebih dominan ke arah lateral. Korosi lateral
menyebabkan bukit-bukit karst terdegradasi yang pada akhirnya rata dengan muka
air tanah membentuk dataran yang luas. Karena airtanah sangat dangkal,
fluktuasinya pada musim penghujan polje sering tergenang. Pada musim kemarau
muka air tanah kurang dari satu meter.Tanah yang dominan di daerah ini adalah mediteran.
Jenis batuan yang dominan yaitu Lime stone, dolomit, siderit, carbonat, dan
pospat.
Curah
hujan rata-rata Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2005 sebesar 2145 mm/tahun
dengan jumlah hari hujan rata-rata 115 hari per tahun. Bulan basah 4 – 6 bulan,
sedangkan bulan kering berkisar antara 4 – 5 bulan. Musim hujan dimulai pada
bulan Oktober – Nopember dan berakhir pada bulan Mei-Juni setiap tahunnya.
Puncak curah hujan dicapai pada bulan Desember – Pebruari.Wilayah Kabupaten
Gunungkidul Utara merupakan wilayah yang memiliki curah hujan paling tinggi
dibanding wilayah tengah dan selatan, sedangkan wilayah Gunungkidul selatan
mempunyai awal hujan paling akhir. Suhu udara Kabupaten Gunungkidul untuk suhu
rata-rata harian 27,7° C, Suhu minimum 23,2°C dan suhu maksimum 32,4° C.
Kelembaban nisbi di Kabupaten Gunungkidul berkisar antara 80 % - 85 %.
Kelembaban nisbi ini bagi wilayah Kabupaten Gunungkidul tidak terlalu
dipengaruhi oleh tinggi tempat, tetapi lebih dipengaruhi oleh musim. Kelembaban
tertinggi terjadi pada bulan Januari – Maret, sedangkan terendah pada bulan
September.
Pola
Pertanian
Termasuk dalam cacth cropping (berganda secara campuran), terutama dalam penataan
tanaman sela. Dalam penataannya termasuk interplanting,
yaitu beberapa jenis tanaman muda/musiman yang berbeda umurnya, ditanam di
dalam 1 lahan. Dimana singkong berumur 6-9 bulan dan kacang tanah berumur 3-4
bulan.
Analisis
Keadaan Wilayah Suaka Margasatwa Paliyan
Topografi
kawasan ini berupa perbukitan karst dengan lapisan tanah yang tipis, memiliki
kelerengan diatas 40 % serta pada ketinggian antar 100 – 300 m dpl. Letak Suaka
Margasatwa Paliyan sendiri berada pada petak 136 s/d 141 yang dulunya merupakan
wilayah pangkuan hutan produksi dari Dinas Kehutanan Propinsi D.I Yogyakarta
(tepatnya masuk wilayah Resort Polisi Hutan (RPH) Paliyan yang tergabung dalam
Bagian Daerah Hutan (BDH).
Termasuk
daerah ledok wonosari dengan jenis batuan yang dominan yaitu Lime stone, dolomit,
siderit, carbonat, dan pospat. Jenis tanah di ledok Wonosari ini adalah
mediteran atau terarosa yang berwarna merah. Lapisan tanahnya relatif tebal dan
subur karena terletak di ledok. Tanah di daerah ini mempunyai kembang kerut
yang besar karena berasal dari lempung monmolironit. Kandungan gamping di dalam
tanah ini tinggi karena tanahnya ini merupakan hasil dari pelapukan sedimentasi
material aluvial dan kolluvial. Konservasi air dan tanah buruk, sehingga
digunakan untuk pertanian musiman dan pertanian kering. Sumber air daerah ini
adalah dari rainfall atau air hujan
sedangkan air tanahnya bersifat tawar. Fenomena dan masalah lingkungan fisik di
daerah ini adalah jenis tanah yang mempunyai kembang kerut yang besar. Apalagi
saat musim kemarau tanah di sekitar ledok ini akan mengerut, dan saat musim
penghujan tanah ini akan mengembang sehingga jalan yang melintasi daerah ini
sering rusak. Kekurangan air di daerah ini juga bisa menjadi suatu masalah
sebab penduduk sekitar hanya mengandalkan dari air hujan saja.
Pola
Pertanian
Termasuk dalam cacth cropping (berganda secara campuran), terutama dalam penataan
tanaman sela. Dalam penataannya termasuk interplanting,
yaitu beberapa jenis tanaman muda/musiman yang berbeda umurnya, ditanam di
dalam 1 lahan. Dimana singkong berumur 6-9 bulan dan kacang tanah berumur 3-4
bulan. Namun disini juga terdapat tanaman jati pada lahan lainnya, penanaman
tanaman jati dalam satu lahan homogen (jati semua) sehingga termasuk dalam
monokultur.
Analisis
Keadaan Wilayah Telaga Beton
Seperti
yang kita ketahui daerah gunung kidul adalah daerah yang sulit dalam mencari
air. Namun berbeda dengan keadaan di sekitar telaga beton. Pertanian dengan
padi sawah tampak terlihat di sini. Telaga Beton merupakan telaga yang dibangun
untuk menampung sungai bawah tanah yang keluar akibat adanya patahan.
Pola
Pertanian
Termasuk dalam pertanian bergilir,
karena setelah ditanami padi maka selanjutnya ditanami kacang kedelai dengan
tujuan untuk memperbaiki struktur tanah.
Analisis
Keadaan Wilayah Pantai Baron
Pada
Pantai Baron dapat dilihat adanya morfologi berupa aliran outflow yang berasal
dari Kalisuci serta membawa material – material yang berasal dari Formasi
Semilir dan Nglanggran yang kemudian diendapkan di Pantai Baron. Endapan pasir
yang dijumpai di pantai Baron memiliki warna yang kecoklatan sebagai pengaruh
dari endapan pasir yang diendapkan oleh sungai. Morfologi bergelombang hingga
kasar dengan relief menengah hingga tinggi. Kemiringan pantai relatif landai
dengan lebar dan panjang pantai yang relatif sempit. Bentuk garis pantai
umumnya membentuk teluk dan berkantong pantai. Gelombang laut yang kuat terjadi
di Pantai Baron ini. Pantai Baron memiliki jenis batuan gamping dengan tingkat
pelapukan fisik sedang hingga kuat. Dengan jenis batuan dasar berupa gamping,
tanah yang terbentuk di pantai ini termasuk jenis Mediteran. Derajat keasaman
air laut di pantai Baron merupakan yang terendah diantara pantai-pantai di
Gunungkidul yaitu sebesar 7,5. Hal ini disebabkan oleh adanya muara sungai
bawah tanah di pantai Baron yang menyebabkan terjadinya percampuran antara air
tawar dengan air laut. Keasaman air laut di bagian selatan pantai Baron atau di
dekat muara sungai bawah tanah mendekati 7. Sedangkan di bagian utaranya yaitu
wilayah yang jauh dari muara sungai besarnya PH berkisar antara 7,5 dan 8.
Pantai
Baron yang memiliki jangkauan pasang surut yang cukup panjang serta kondisi
lereng pantai yang landai menjadikan pantai ini mudah untuk dilewati perahu
nelayan penduduk sekitar, oleh karena itu kegiatan perikanan laut tangkap
menjadi salah satu pemanfaatan pantai oleh warga sekitar yang mendatangkan
kesejahteraan penduduk sekitarnya. Selain itu pula, terdapatnya fenomena muara
sungai di pantai yang memiliki debit air yang deras dapat dimanfaatkan oleh
penduduk sekitar sebagai sumber air bersih dan pembangkit tenaga listrik.
Pemanfaatan pantai Baron lainnya adalah untuk pariwisata, karena kondisi alam
pantai Baron yang indah dengan butir sedimen yang halus. Dengan adanya
pemanfaatan pantai sebagai pariwisata, penduduk juga memiliki kesempatan lebih
untuk menambah pendapatan dengan menjadi penjual souvenir pariwisata pantai
serta fasilitas penunjang pariwisata lainnya seperti restoran atau rumah makan,
penginapan atau resort dan lainnya.
Pola
Pertanian
Pola
pertanian menggunakan pola penanaman monokultur, dimana hanya satu jenis
tanaman saja yang ditanam dalam satu lahan, dalam hal ini pandan laut. Lokasi
yang berdekatan dengan laut menyebabkan pandan laut dapat tumbuh dengan baik di
daerah ini.
Analisis
Keadaan Wilayah Pantai Baron
Pantai
Kukup memiliki jenis batuan gamping dengan tingkat pelapukan fisik sedang
hingga kuat. Dengan jenis batuan dasar berupa gamping, tanah yang terbentuk di
pantai ini termasuk jenis Mediteran. Jangkauan pasang surut litoral sangat
pendek jika dibandingkan dengan Pantai Baron, hal ini disebabkan oleh lereng
Pantai Kukup yang curam. Warna butir sedimen yang cerah diakibatkan karena
tidak adanya muara sungai pada pantai Kukup, hal ini menunjukkan bahwa butir
sedimen dari Pantai Kukup berasal dari kikisan dasar laut. Namun berdasarkan
hasil pengolahan data di laboratorium terdapat butir sedimen yang berwarna
hitam yang jumlahnya sangat sedikit (minoritas). Hal ini disebabkan sampel
sedimen tersebut diambil dekat dengan karang pantai. Hal ini juga menunjukkan
bahwa butir sedimen yang dekat dengan cliff berasal dari hasil kikisan tebing
pantai tersebut.
Berdasarkan
pengambilan sampel air laut di sekitar pantai Kukup, maka didapatkan salinitas
air laut sekitar 33 ‰. Suhu air laut di perairan pantai Kukup berkisar antara
32 – 35 ˚ C. Suhu air perairan yang terlindung oleh pulau-pulau karang lebih
rendah dibanding dengan suhu air di perairan yang terbuka. Derajat keasaman air
laut di perairan pantai Kukup adalah sebesar 9.
Pantai
Kukup adalah salah satu pantai tujuan wisata di Kabupaten Gunungkidul yang
sangat menarik, pada pantai ini terdapat pulau karang dan memiliki karang yang
menempel tepat pada pinggir pantainya. Pemanfaatan pantai sebagai kawasan
tujuan pariwisata juga dapat dimanfaatkan penduduk dengan menyediakan fasilitas
penunjang pariwisata seperti penginapan, restoran atau rumah makan, tempat
belanja souvenir pantai, serta show room ikan hias, karena di pantai Kukup
banyak nelayan ikan yang sengaja menangkan biota laut yang terjebak di
karang-karang ketika pantai surut, biasanya biota ini memiliki kondisi fisik
yang cantik dengan warna-warna yang bervariasi seperti ikan, bintang laut, dan
bulu babi.
Pola
Pertanian
Pola
pertanian menggunakan pola penanaman monokultur, dimana hanya satu jenis
tanaman saja yang ditanam dalam satu lahan, dalam hal ini pandan laut. Lokasi
yang berdekatan dengan laut menyebabkan pandan laut dapat tumbuh dengan baik di
daerah ini.