Rabu, 22 Oktober 2014

Teori Penduduk

1.      Teori Malthus (1766-1834)
Malthus memulai dengan 2 postulat yaitu:
1)      Bahwa pangan dibutuhkan untuk hidup manusia dan
2)      Bahwa kebutuhan nafsu seksual antar jenis kelamin akan tetap sifatnya sepanjang masa.
Atas dasar postulat tersebut Malthus menyatakan bahwa, jika tidak ada pengekangan, kecenderungan pertambahan jumlah manusia akan lebih cepat dari pertambahan subsisten (pangan). Perkembangan penduduk akan mengikuti deret ukur sedangkan perkembangan subsisten (pangan) mengikuti deret hitung (Malthus dalam Said Russli; 1983:4).
Menurut Malthus hal ini mengakibatkan kegoncangan di bidang pengadaan pangan manusia (Malthus dalam N.H.T. Siahaan; 2004:88).
Menurut pendapat Malthus ada faktor-faktor pencegah yang dapat mengurangi kegoncangan dan kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk dan manusia yaitu dengan jalan :
Preventive checks
Yaitu faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah kelahiran yang lazimnya dinamakan moral restraint. Termasuk didalamnya antara lain :
1.      Penundaan masa perkawinan
2.      Mengendalikan hawa nafsu
3.      Pantangan kawin
Positive checks
Yaitu faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kematian, termasuk di dalamnya antara lain :
1.      Bencana Alam
2.      Wabah penyakit
3.      Kejahatan
4.      Peperangan
Positive checks biasanya dapat menurunkan kelahiran pada negara-negara yang belum maju. Menurut Malthus hal ini akan mengakibatkan kegoncangan di bidang  pengadaan pangan manusia. Meskipun oleh banyak sarjana teori Malthus dinilai mempunyai kelemahan, namun setelah melewati kurun waktu 2 abad barulah teori tersebut disadari dimana kesulitan pangan di belahan Asia, Afrika, dan Amerika Latin kian merajarela.
Lester R. Brown dan Erik P. Eckholn memaparkan dalam bukunya By Bread Alone, bagai mana parahnya kerusakan ekologi sebagai akibat semakin bertambahnya jumlah penduduk hingga melampaui bumi (Lester R. Brown; 1977:89).

A.       Teori Sosial Ekonomi.
1.      Emile Durkheim
Emile Durkheim adalah seorang ahli Sosiologi Perancis, Durkheim dilahirkan di Épinal, Perancis, yang terletak di Lorraine. Ia berasal dari keluarga Yahudi Perancis yang saleh - ayah dan kakeknya adalah Rabi. Hidup Durkheim sendiri sama sekali sekular. Malah kebanyakan dari karyanya dimaksudkan untuk membuktikan bahwa fenomena keagamaan berasal dari faktor-faktor sosial dan bukan ilahi. Ia menekankan perhatiannya pada keadaan akibat dari adanya pertumbuhan penduduk yang tinggi. Ia mengatakan pada suatu wilayah dimana angka kepadatan penduduknya tinggi akibat dari tingginya laju pertumbuhan penduduk, akan timbul persaingan antara penduduk untuk dapat mempertahankan hidup. Dalam usaha memenangkan persaingan tiap-tiap orang berusaha untuk meningkatkan pendidikan dan ketrampilan serta mengambi spesialisasi tertentu. Keadaan seperti ini jelas terlihat pada masyarakat perkotaan dengan kehidupan yang kompleks (Ida Bagoes Mantra; 2000:75).


2.      Arsene Dumont (1890)
Pengikut teori sosial ekonomi menyatakan bahwa perkembangan penduduk bertolak dari keadaan sosial ekonomi masyarakat. Dumont mengajukan teori kapilaritas sosial (theory of social capilarity) teori itu menyebutkan bahwa seseorang cenderung berusaha mencapai kedudukan tertinggi dalam masyarakat. Untuk dapat mencapai kedudukan sosial ekonomi itu, keluarga besar merupakan beban yang berat sehingga seseorang dengan sadar membuat perencanaan keluarga berencana. (Arsene Dumont dalam Suroso Santoso; 2005:3).

B.  Teori Fisiologi
1.      Raymon S. Pearl (Sudut Pandang Naturalistik)
Pearl mengemukakan teori universal tentang pertumbuhan penduduk yang didasarkan atas dugaan atau asumsi biologi dan geografi. Tiap penduduk mula-mula mengalami pertambahan atau kenaikan jumlah sangat lambat, yang makin lama makin cepat, mencapai titk tengah daur, dan kemudian makin berkurang pertambahannya hingga mencapai akhir dari daur. Pertumbuhan daur tersebut mengikuti kurva normal.

Jadi mula-mula jumlah penduduk sedikit, bertambah hingga makin lama makin banyak tetapi akhirnya tidak bertambah lagi. Toeri Pearl penyebab berhentinya pertambahan penduduk adalah kepadatan penduduk. Arah pertumbuhan penduduk mengikuti kurva normal tersebut akibat pengaruh kepadatan di ruang hidup (Raymon S. Pearl dalam Lily; 1989:113).

2.      Michael T. Sadler dan Thomas Doubleday (sudut pandang fisiologis)
Sadler mengemukakan bahwa:
Daya reproduksi manusia dibatasi oleh jumlah penduduk yang ada di suatu negara atau wilayah, Jika kepadatan penduduk tinggi, daya reproduksi manusia akan menurun. Sebaliknya jika jumlah penduduk rendah maka daya reproduksi manusia akan meningkat. (Sadler dalam Ida Bagoes Mantra; 2000:76).

Teori Doubleday hampir sama dengan teori Sadler, hanya saja tolaknya berbeda. Doubley mengatakan bahwa daya reproduksi penduduk berbanding terbalik dengan bahan makanan yang tersedia. Jadi kenaikan kemakmuran menyebabkan turunnya daya reproduksi manusia. Menurut Doubley kekurangan bahan makanan akan merupakan perangsang bagi reproduksi manusia sedangkan kelebihan pangan justru merupakan faktor pengekang perkembangan penduduk. Dalam golongan masyarakat yang berpendapatan rendah, seringkali terdiri dari penduduk dengan keluarga besar, sebaliknya orang yang mempunyai kedudukan baik biasanya jumlah keluarganya kecil (Ida Bagoes Mantra; 2000:76-77) .

3.       Corrado Gini (1965-1986)
Teori Corrado Gini disebut juga teori berdasar dari sudut pandang statistik biologi, menyatakan tentang:
According to Gini the population tends to follow an evolution similar to the life cycle of the individual. As the individual passes through the succesive stages of development, maturation, and invulation, similar is the case with the evolution of human being. The biological theories have not been accepted as sufficient explanation of population since, as has been pointed out by cultural theories, social and cultural factors are equally important in the growth of population. Fertility is not a mere biological phenomena but very much influenced by social and cultural factor. (Corrado Gini dalam Rajendra K.Sharma; 2007:31)

Terjemahan : Menurut Gini penduduk cenderung mengikuti evolusi mirip dengan daur hidup. Sebagai individu melewati tahap berturut kelahiran, pembelajaran, dan pendewasaan, mirip halnya dengan evolusi manusia. Teori-teori biologi belum diterima sebagai penjelasan yang cukup dari populasi karena, seperti telah ditunjukkan oleh teori-teori budaya, faktor sosial dan budaya sama pentingnya dalam pertumbuhan penduduk. Kelahiran bukan fenomena biologis semata tetapi sangat dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya.

C.  Transisi Demografi
Teori tarnsisi demografi yaitu teori yang menerangkan perubahan penduduk dari tingkat pertumbuhan yang stabil tinggi (tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi) ke tingkat pertumbuhan rendah (tingkat kelahiran dan kematian rendah) (Moh Yasin; 1981:14-15).

Empat kategori transisi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
I.       Kelahiran dan kematian keduanya  pada tingkat yang tinggi sekitar 40-50. Reproduksi/kelahiran tidak terkendali, kematian bervariasi setiap tahunnya. Panen yang gagal, harga yang tinggi menyebabkan kelaparan dan daya tahan tubuh terhadap penyakit sangat lemah. Ditambah lagi dengan meluasnya penyakit menular, menyebabkan angka kematian tinggi.
II.    Angka kematian menurun akibat diperbesarnya anggaran kesehatan dan juga mulai adanya penemuan obat-obatan yang semakin maju. Sementara itu angka kelahiran tetap pada tingkat yang tinggi sehingga mengakibatkan pertumbuhan penduduk meningkat dengan pesatnya.
III. Angka kematian terus menurun tetapi tidak secepat pada kategori ke II. Angka kelahiran mulai menurun akibat dari urbanisasi, pendidikan, dan peralatan kontrasepsi yang paling maju.
IV. Pada tingkat ini kelahiran dan kematian mencaoai tingkat yang rendah dan pertumbuhan pendiuduk kembali lagi seperti pada kategori pertama yaitu mendekati nol.

Keempat proses ini menurut teori transisi demografi akan  dialami oleh negara-negara yang sedang melaksanakan pembangunan ekonomi yang pesat (Moh. Yasin; 1981:15-16). 












DAFTAR PUSTAKA

Brown, R. Lester. 1977.Dengan sesuap Nasi. Jakarta : Gramedia.

Magee, Bryan. 2008. The Story of Philosophy. Yogyakarta: Kanisius.

Mantra, Ida Bagus. 2000. Demografi Umum (Edisi Kedua). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rilantono, Lily I. 1989. Abstrak Penelitian Tentang Anak di Indonesia. Jakarta: Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia.

Rusli, Said. 1983. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: LP3S.

Santoso, Suroso. 2005. Mengarustamakan Pembangunan Berwawasan Kependudukan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC).

Sharma, Rajendra K. 2007. Demography and Population Problems. New Delhi: Atlantic Publiser and Distributor.

Siahaan, T. H. N. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakarta : Gelora Akasara Pratama.

Yasin, Moh. Dkk. 1981. Dasar-dasar Demografi, Lembaga Demografi UI Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar