Model
Data Spasial di Dalam SIG
Secara umum
persepsi manusia mengenai bentuk representasi entitas spasial adalah konsep raster
dan vektor. Data spasial direpresentasikan di dalam basisdata sebagai raster
atau vector [Prahasta,2001].
Data
Spasial
Data
Spasial merupakan data yang menunjuk posisi geografi dimana setiap karakteristik
memiliki satu lokasi yang harus ditentukan dengan cara yang unik. Untuk menentukan
posisi secara absolut berdasar sistem koordinat. Untuk area kecil, system koordinat
yang paling sederhana adalah grid segiempat teratur. Untuk area yang lebih
besar, berdasarkan proyeksi kartografi yang umum digunakan [Tuman,2001].
Analisis
Arronof
(1993) dalam Dulbahri (1993) mengelompokkan proses analisis dalam 4 kategori :
- Fungsi pemanggilan, klasifikasi dan pengukuran data
Kelompok operasi ini memakai fungsi yang menggunakan
data spasial dan data atribut dibuat berbeda. Untuk menjalankan fungsinya data
atribut dibuat terlebih dahulu, sedangkan untuk data spasialnya tetap berada
pada posisi semula. Dengan kata lain akibat enerapan fungsi – fungsi tersebut
tidak akan terjadi perubahan lokasi secara spasial dan tidak terbentuk ruang
baru kecuali yang bersifat penyederhanaan lokasi. Contoh kelompok ini adalah
operasi pemanggilan data, klasifikasi, dan generalisasi serta fungsi-fungsi
pengukuran.
- Fungsi tumpang tindih
Operasi tumpang tindih dalam SIG umumnya dilakukan
dengan salah satu dari 4 cara yang dikenal, yaitu:
a)
Pemanfaatan
fungsi logika seperti gabungan (union), irisan (intersection), pilihan (and dan
or), perbedaan (difference), dan pernyataan bersyarat (if, then, dan else)
b)
Pemanfaatan
fungsi relasional seperti ukuran lebih-besar, lebih-kecil, sama-besar, dan
kombinasinya
c)
Pemanfaatan
fungsi aritmatika
d)
Menyilangkan
dua peta langsung
- Fungsi tetangga
Operasi ini merupakan operasi mengevaluasi cirri-ciri
lingkungan tetangga yang mengelilingi suatu lokasi yang spesifik. Contoh
operasi tetangga yang khas adalah mencari nilai curah hujan diantara pos
penangkar curah hujan, dimana di daerah tersebut tidak memiliki pos curah hujan.
Setiap fungsi tetangga memerlukan paling sedikit tiga parameter utama, yaitu
satu target lokasi atau lebih, spesifikasi lingkungan sekeliling target, dan
fungsi pencarian, fungsi topografik, dan
fungsi interpolasi.
- Fungsi jaringan atau keterkaitan
Penggunaan fungsi keterkaitan biasanya
mengakumilasikan nilai-nilai yang sedang dijelajahi. Contoh fungsi keterkaitan
:
a)
Fungsi
perkiraan (proximity), ex : buffer
b)
Fungsi
aliran atau fungsi penelusuran
c)
Fungsi
intervisibilitas
d)
Fungsi
pandangan persfektif
Analisa
Spatial
Karakteristik
utama Sistem Informasi Geografi adalah kemampuan menganalisis sistem seperti
analisa statistik dan overlay yang disebut analisa spasial. Analisa dengan menggunakan
Sistem Informasi Geografi yang sering digunakan dengan istilah analisa spasial
, tidak seperti sistem informasi yang lain yaitu dengan menambahkan dimensi
‘ruang (space)’ atau geografi. Kombinasi ini menggambarkan attribut-attribut
pada bermacam fenomena seperti umur seseorang, tipe jalan, dan sebagainya, yang
secara bersama dengan informasi seperti dimana seseorang tinggal atau lokasi
suatu jalan [Keele,1997]. Analisa Spasial dilakukan dengan mengoverlay dua
peta yang kemudian menghasilkan peta baru hasil analisis [Tuman,2001].
Overlay
Spasial
Salah satu
cara dasar untuk membuat atau mengenali hubungan spasial melalui proses overlay
spasial. Overlay Spasial dikerjakan dengan melakukan operasi join dan
menampilkan secara bersama sekumpulan data yang dipakai secara bersama atau
berada dibagian area yang sama. Hasil kombinasi merupakan sekumpulan data yang
baru yang mengidentifikasikan hubungan spasial baru.
Pencocokan
Alamat (Geocoding)
Alamat
jalan merupakan bentuk umum dari informasi lokasi. Walaupun masih merupakan
informasi dalam bentuk teks yang berisi nomor rumah, nama jalan, arah dan
kodepos. SIG memerlukan satu mekanisme untuk mentransfer infromasi dalam bentuk
teks ini untuk menghitung koordinat geografi sebelum satu alamat bisa
ditampilkan pada satupeta. Pencocokan alamat (geocoding) merupakan
proses untuk menggabungkan satu alamat fisik lokasi di bumi dengan alamat
logiknya. Untuk melakukannya SIG menggabungkan alamat-alamat yang disimpan
dalam berkas tabel dengan data spasialnya yang ada alamatnya. SIG kemudian
menggunakan koordinat fitur-fitur jalan untuk menghitung dan menandai koordinat
satu alamat dalam satu file. Hasilnya adalah layer dataspasial yang baru dari
titik lokasi yang menggambarkan alamat dari file. Pencocokan alamat digunakan
untuk membuat coverage ARC/INFO .
Analisa
Buffer
Analisa
Buffer digunakan untuk mengidentifikasi area sekitar fitur-fitur geografi.
Proses mengenerate sekitar lingkaran buffer yang ada fitur-fitur
geografi dan kemudian mengidentifikasi atau memilih fitur-fitur berdasarkan
pada apakah mereka berada di luar atau didalam batas buffer.
Dengan membuat buffer, maka akan terbentuk suatu area,
polygon, atau zone baru yang menutupi (atau melingkupi) objek spasial (buffered
object) yang berupa objek-objek titik , garis atau area (polygon tertentu)
dengan jarak tertentu.
Overlay Peta
Merupakan proses dua peta tematik dengan area yang
sama dan menghamparkan satu dengan yang lain untuk membentuk satu layer peta
baru. Kemampuan untuk mengintegrasikan data dari dua sumber menggunakan peta
merupakan kunci dari fungsifungsi analisis Sistem Informasi Geografi.
Konsep Overlay Peta
1. Alamat Overlay
Peta merupakan hubungan interseksi dan saling melengkapi antara fitur-fitur
spasial.
2. Overlay Peta mengkombinasikan data spasial dan data attribut dari dua
theme masukan.
Tiga tipe fitur masukan, melalui overlay yang
merupakan polygon yaitu :
1) Titik – dengan - poligon, menghasilkan keluaran
dalam bentuk titik-titik
2) Garis – dengan - poligon, menghasilkan keluaran
dalam bentuk garis
3) Poligon – dengan - poligon menghasilkan keluaran
dalam bentuk polygon
METODE OVERLAY UNION, INTERSEKSI, IDENTITI
1.
UNION
Operasi
Union / operator Boolean “OR”
Tujuannya
untuk membuat coverage baru dengan melakukan tumpukan (overlay) dua coverage
polygon. Operasi union bisa dilakukan dengan ketentuan semua coverage harus
dalam bentuk polygon. Keluaran coverage baru berisi :
- polygon kombinasi
- attribut-attribut kedua coverage asal
2.
INTESEKSI / IRISAN
- Operasi
Interseksi atau operator Boolean “AND”
- Membuat
coverage baru dengan cara melakukan overlay dua himpunan fitur-fitur coverage
Keluaran
Coverage, hanya berisi bagian fitur-fitur dalam area yang terisi oleh kedua
masukan dan merupakan irisan dari coverage.
3.
IDENTITI
- Membuat
satu coverage baru dengan melakukan overlay dua himpunan fitur.
- Keluaran
coverage berisi :
1. semua
masukan fitur
2. hasilnya
hanya berisi bagian dari identitas fitur coverage yang meliputi masukan
coverage.
Sumber :
Keenan,
Peter , 1997,“Using a GIS as a DSS Generator”, Dept. of ManagementInformation
Systems, University College Dublin, http://mis.ucd.ie/staff/pkeenan/gis_as_a_dss.html
Prahasta,
Eddy, 2002, Konsep-Konsep Dasar Sistem
Informasi Geografis, Informatika: Bandung.
Maguire, J.
David, 2005, GIS, Spatial Analysis and Modeling, ESRI Press : Redlanas,
California.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar