Senin, 23 Desember 2013

Model Data Spasial Dalam SIG


Model Data Spasial di Dalam SIG
Secara umum persepsi manusia mengenai bentuk representasi entitas spasial adalah konsep raster dan vektor. Data spasial direpresentasikan di dalam basisdata sebagai raster atau vector [Prahasta,2001].

Data Spasial
Data Spasial merupakan data yang menunjuk posisi geografi dimana setiap karakteristik memiliki satu lokasi yang harus ditentukan dengan cara yang unik. Untuk menentukan posisi secara absolut berdasar sistem koordinat. Untuk area kecil, system koordinat yang paling sederhana adalah grid segiempat teratur. Untuk area yang lebih besar, berdasarkan proyeksi kartografi yang umum digunakan [Tuman,2001].

Analisis
Arronof (1993) dalam Dulbahri (1993) mengelompokkan proses  analisis dalam 4 kategori :
  1. Fungsi pemanggilan, klasifikasi dan pengukuran data
Kelompok operasi ini memakai fungsi yang menggunakan data spasial dan data atribut dibuat berbeda. Untuk menjalankan fungsinya data atribut dibuat terlebih dahulu, sedangkan untuk data spasialnya tetap berada pada posisi semula. Dengan kata lain akibat enerapan fungsi – fungsi tersebut tidak akan terjadi perubahan lokasi secara spasial dan tidak terbentuk ruang baru kecuali yang bersifat penyederhanaan lokasi. Contoh kelompok ini adalah operasi pemanggilan data, klasifikasi, dan generalisasi serta fungsi-fungsi pengukuran.
  1. Fungsi tumpang tindih
Operasi tumpang tindih dalam SIG umumnya dilakukan dengan salah satu dari 4 cara yang dikenal, yaitu:
a)      Pemanfaatan fungsi logika seperti gabungan (union), irisan (intersection), pilihan (and dan or), perbedaan (difference), dan pernyataan bersyarat (if, then, dan else)
b)      Pemanfaatan fungsi relasional seperti ukuran lebih-besar, lebih-kecil, sama-besar, dan kombinasinya
c)      Pemanfaatan fungsi aritmatika
d)     Menyilangkan dua peta langsung
  1. Fungsi tetangga
Operasi ini merupakan operasi mengevaluasi cirri-ciri lingkungan tetangga yang mengelilingi suatu lokasi yang spesifik. Contoh operasi tetangga yang khas adalah mencari nilai curah hujan diantara pos penangkar curah hujan, dimana di daerah tersebut tidak memiliki pos curah hujan. Setiap fungsi tetangga memerlukan paling sedikit tiga parameter utama, yaitu satu target lokasi atau lebih, spesifikasi lingkungan sekeliling target, dan fungsi pencarian, fungsi  topografik, dan fungsi interpolasi.
  1. Fungsi jaringan atau keterkaitan
Penggunaan fungsi keterkaitan biasanya mengakumilasikan nilai-nilai yang sedang dijelajahi. Contoh fungsi keterkaitan :
a)      Fungsi perkiraan (proximity), ex : buffer
b)      Fungsi aliran atau fungsi penelusuran
c)      Fungsi intervisibilitas
d)     Fungsi pandangan persfektif

Analisa Spatial
Karakteristik utama Sistem Informasi Geografi adalah kemampuan menganalisis sistem seperti analisa statistik dan overlay yang disebut analisa spasial. Analisa dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi yang sering digunakan dengan istilah analisa spasial , tidak seperti sistem informasi yang lain yaitu dengan menambahkan dimensi ‘ruang (space)’ atau geografi. Kombinasi ini menggambarkan attribut-attribut pada bermacam fenomena seperti umur seseorang, tipe jalan, dan sebagainya, yang secara bersama dengan informasi seperti dimana seseorang tinggal atau lokasi suatu jalan [Keele,1997]. Analisa Spasial dilakukan dengan mengoverlay dua peta yang kemudian menghasilkan peta baru hasil analisis [Tuman,2001].

Overlay Spasial
Salah satu cara dasar untuk membuat atau mengenali hubungan spasial melalui proses overlay spasial. Overlay Spasial dikerjakan dengan melakukan operasi join dan menampilkan secara bersama sekumpulan data yang dipakai secara bersama atau berada dibagian area yang sama. Hasil kombinasi merupakan sekumpulan data yang baru yang mengidentifikasikan hubungan spasial baru.

Pencocokan Alamat (Geocoding)
Alamat jalan merupakan bentuk umum dari informasi lokasi. Walaupun masih merupakan informasi dalam bentuk teks yang berisi nomor rumah, nama jalan, arah dan kodepos. SIG memerlukan satu mekanisme untuk mentransfer infromasi dalam bentuk teks ini untuk menghitung koordinat geografi sebelum satu alamat bisa ditampilkan pada satupeta. Pencocokan alamat (geocoding) merupakan proses untuk menggabungkan satu alamat fisik lokasi di bumi dengan alamat logiknya. Untuk melakukannya SIG menggabungkan alamat-alamat yang disimpan dalam berkas tabel dengan data spasialnya yang ada alamatnya. SIG kemudian menggunakan koordinat fitur-fitur jalan untuk menghitung dan menandai koordinat satu alamat dalam satu file. Hasilnya adalah layer dataspasial yang baru dari titik lokasi yang menggambarkan alamat dari file. Pencocokan alamat digunakan untuk membuat coverage ARC/INFO .

Analisa Buffer
Analisa Buffer digunakan untuk mengidentifikasi area sekitar fitur-fitur geografi. Proses mengenerate sekitar lingkaran buffer yang ada fitur-fitur geografi dan kemudian mengidentifikasi atau memilih fitur-fitur berdasarkan pada apakah mereka berada di luar atau didalam batas buffer.
Dengan membuat buffer, maka akan terbentuk suatu area, polygon, atau zone baru yang menutupi (atau melingkupi) objek spasial (buffered object) yang berupa objek-objek titik , garis atau area (polygon tertentu) dengan jarak tertentu.

Overlay Peta
Merupakan proses dua peta tematik dengan area yang sama dan menghamparkan satu dengan yang lain untuk membentuk satu layer peta baru. Kemampuan untuk mengintegrasikan data dari dua sumber menggunakan peta merupakan kunci dari fungsifungsi analisis Sistem Informasi Geografi.



Konsep Overlay Peta
1.  Alamat Overlay Peta merupakan hubungan interseksi dan saling melengkapi antara fitur-fitur spasial.
2.  Overlay Peta mengkombinasikan data spasial dan data attribut dari dua theme masukan.

Tiga tipe fitur masukan, melalui overlay yang merupakan polygon yaitu :
1) Titik – dengan - poligon, menghasilkan keluaran dalam bentuk titik-titik
2) Garis – dengan - poligon, menghasilkan keluaran dalam bentuk garis
3) Poligon – dengan - poligon menghasilkan keluaran dalam bentuk polygon

METODE OVERLAY UNION, INTERSEKSI, IDENTITI
1. UNION
Operasi Union / operator Boolean “OR”
Tujuannya untuk membuat coverage baru dengan melakukan tumpukan (overlay) dua coverage polygon. Operasi union bisa dilakukan dengan ketentuan semua coverage harus dalam bentuk polygon. Keluaran coverage baru berisi :
- polygon kombinasi
- attribut-attribut kedua coverage asal
2. INTESEKSI / IRISAN
- Operasi Interseksi atau operator Boolean “AND”
- Membuat coverage baru dengan cara melakukan overlay dua himpunan fitur-fitur coverage
Keluaran Coverage, hanya berisi bagian fitur-fitur dalam area yang terisi oleh kedua masukan dan merupakan irisan dari coverage.
3. IDENTITI
- Membuat satu coverage baru dengan melakukan overlay dua himpunan fitur.
- Keluaran coverage berisi :
1. semua masukan fitur
2. hasilnya hanya berisi bagian dari identitas fitur coverage yang meliputi masukan coverage.


Sumber :

Keenan, Peter , 1997,“Using a GIS as a DSS Generator”, Dept. of ManagementInformation Systems, University College Dublin, http://mis.ucd.ie/staff/pkeenan/gis_as_a_dss.html
Prahasta, Eddy, 2002, Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis, Informatika: Bandung.
Maguire, J. David, 2005, GIS, Spatial Analysis and Modeling, ESRI Press : Redlanas, California.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar