Senin, 23 Desember 2013

Strategi Belajar Kooperatif


Pembelajaran Kooperatif

I. Tinjauan Umum
Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum  yang menuntut aktivitas, kreativitas, dan kearifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan secara efektif dan menyenangkan. Pada buku Mulyasa (2006), Saylor mengatakan bahwa ” Instruction is thus the implementation of curriculum plan, usually, but not necessarily, involving teaching in the sense of student, teacher interaction in an educational setting”. Dalam hal ini, guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian ketika peserta didik belum dapat membentuk kompetensi dasar.
Menurut Mulyasa (2006) bahwa proses dan hasil belajar peserta didik bergantung pada  kompetensi guru dan keterampilan mengajarnya. Oleh karena itu, guru harus mampu mengaktualisasikan dalam pembelajaran. Dalam hal ini, guru harus mampu menciptakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM). Pembelajaran aktif merupakan  pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktifitas peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan. Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas peserta didik selama pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses pembelajaran yang didalamnya terdapat sebuah kohesi yang kuat antara pendidik dan peserta didik.
Menurut Nur, dkk (2000), semua model mengajar ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan (reward). Struktur tugas mengacu kepada dua hal, yaitu pada cara pembelajaran itu diorganisasikan dari jenis kegiatan yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas. Hal ini berlaku pada pengajaran klasikal maupun pengajaran dengan kelompok kecil, siswa diharap melakukan apa selama pengajaran itu.
Dalam penerapan pembelajaran kooperatif dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama., mereka akan berbagi penghargaan tersebut seandainya mereka berhasil sebagai kelompok.
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pendekatan konstruktivistik. Model pembelajaran mengacu pada metode pembelajaran dimana peserta didik bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar (Nurhayati dan Wellang, 2004).
Menurut Nurhayati dan Wellang (2004), dalam pembelajaran kooperatif guru mempunyai peranan diantaranya (1) Mengorganisasikan materi pelajaran; (2) Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan peserta didik; (3) Mengorganisasikan peserta didik; (4) menjelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik; (5) Membentuk kelompok siswa yang heterogen; (6) Memberi petunjuk secara tertulis kepada peserta didik. Selain itu peserta didik juga mempunyai peranan diantaranya adalah sebagai berikut : (1) Para peserta didik bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya, (2) Para peserta didik diharapkan menjadi aktif, bertanggung jawab, bekerjasama, dan penuh kepedulian; (3) Para peserta didik berlatih menilai kemajuan belajarnya dan merenungkan dirinya melalui tujuan kelompok ; (4) Para peserta didik dapat memberi umpan-balik terhadap sesamanya dan dapat terampil menilai dirinya sendiri.
Ciri khas pembelajaran kooperatif adalah peserta didik ditempatkan pada kelompok- kelompok kerja dan tinggal bersama sebagai satu kelompok atau beberapa minggu atau beberapa bulan. Mereka dilatih keterampilan-keterampilan spesifik untuk membantu mereka bekerja sama dengan baik. Misalnya menjadi pendengar yang baik dan sebagainya.
Pembelajaran kooperatif dapat dibedakan menjadi beberapa model diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Student Teams Achievement Division (STAD).
2.      Jiksaw
3.      Think-Pair-Share
4.      Numbered heads together

II. Pengertian
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri:
a.       untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja sama
b.      kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah
c.       jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut.
d.      penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada  perorangan.

III. Tujuan Pembelajaran
a.       Tujuan Pembelajaran Kooperatif
b.      Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.
c.       Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang.
d.      Pengembangan keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan keterampilan social siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok

IV. Fase-Fase Model Pembelajaran Kooperatif
no
indikator
Aktifitas guru
1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi efisien
4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas
5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar siswa baik individu maupun kelompok

V. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif di Kelas
Yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan model pembelajaran kooperatif di kelas, diantaranya:
a.       pilih pendekatan apa yang akan digunakan, misal STAD, Jigsaw, Investigasi Kelompok, dll.
b.      Pilih materi yang sesuai untuk model ini
c.       mempersiapkan kelompok yang heterogen
d.      menyiapkan LKS atau panduan belajar siswa
e.       merencanakan waktu, tempat duduk yang akan digunakan.

VI. Beberapa Model Pendekatan Kooperatif dan Perbandingannya
Pendekatan
 Unsur
STAD
JIGSAW
Teams Games tournaments (TGT)
Tujuan Kognitif
Informasi akademik sederhana
Informasi akademik sederhana
Informasi akademik tingkat tinggi dan keterampilan inkuir
Tujuan Sosial
Kerjasama dalam kelompok
Kerjasama dalam kelompok
Kerjasama dalam kelompok kompleks
Struktur Kelompok
Kelompok heterogen dengan 4-5 orang
Kelompok heterogen dengan 5-6 orang dan menggunakan kelompok asal dan kelompok ahli
Kelompok homogen dengan 5-6 orang
Pemilihan topik
Oleh guru
Oleh guru
Oleh siswa
Tugas utama
Menggunakan LKS dan saling membantu untuk menuntaskan materi
Mempelajari materi dalam kelompok ahli dan membantu kelompok asal mempelajari materi
menyelesaikan inkuiri kompleks
Penilaian
Tes mingguan, jenis tes biasanya berupa kuis
Bervariasi, misal tes mingguan, jenis tes biasanya berupa kuis
Menyelesaikan proyek dan menulis laporan


VII. Contoh Pelaksanaan
Materi : Biosfer
Pelaksanaan :
Siklus I
a.       Tahap Perencanaan Tindakan
1.                  Peneliti bersama guru bidang studi mendiskusikan masalah-masalah berdasarkan hasil observasi yang dijumpai pada proses belajar mengajar.
2.                  Menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan.
3.                  Menyusun RPP.
4.                  Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar.
5.                  Membuat tes siklus I sebagai alat evaluasi untuk melihat apakah kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal berdasarkan materi yang diajarkan pada siklus I.

b.      Tahap Pelaksanaan Tindakan
1.                  Mempersiapkan semua perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam kelas.
2.                  Menyampaikan materi secara singkat dengan metode ceramah.
3.                  Memberikan pertanyaan kepada siswa untuk dipikirkan (berpikir dapat ditandai dengan siswa mampu bertanya, menjawab dan berpendapat).
4.                  Membagi siswa ke dalam kelompok dan tiap satu kelompok terdiri dari 2 orang untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan sebelumnnya dari pertanyaan guru selama 10 menit.
5.                  Setelah selesai diskusi, guru meminta kepada pasangan berbagi untuk seluruh kelompok tentang apa yang telah dipikirkan sebelumnya dengan cara setiap kelompok bergiliran untuk mempersentasekan.
6.                  Membuat kesimpulan dari semua pertanyaan yang sudah didiskusikan.

c.       Tahap Observasi dan Evaluasi
Pada tahap ini ada dua perlakuan yaitu obesrvasi dan evaluasi. Pelaksanaan tahap observasi terhadap aktivitas siswa selama berlangsung proses belajar mengajar yang  menggunakan lembar observasi dengan tujuan untuk melihat adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dengan cara mengamati dan mencatat aktivitas siswa selama pelaksanaan proses belajar mengajar.  Pelaksanaan evaluasi memberikan tes hasil belajar yang dilakukan pada akhir tindakan siklus I dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.

d.      Analisis dan Refleksi
Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dan evaluasi dikumpul kemudian dilakukan analisis dan refleksi. Refleksi dimaksudkan untuk melihat apakah rencana telah terlaksana secara optimal atau perlu dilakukan perbaikan. Aspek-aspek yang dianggap bagus tetap dipertahankan, sedangkan kekurangannya menjadi pertimbangan dan revisi pada siklus berikutnya yang masih merupakan masalah dalam siklus I seperti:
"           Masih ada siswa yang sulit berinteraksi dan kurang aktif dalam pembelajaran sehingga akan diupayakan memberi perhatian khusus dalam kegiatan belajar mengajar.
"           Hasil belajar siswa masih tergolong rendah , sehingga pada siklus II akan diupayakan agar perhatian siswa lebih fokus dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan.

Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II ini relative sama dengan pelaksanaan tindakan siklus I. Namun dalam pelaksanaan ini dilakukan perbaikan-perbaikan dari siklus I sehingga aktivitas siswa dalam belajar lebih meningkat. Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan siklus II, yaitu:

e.       Tahap Perencanaan Tindakan
1.                  Mempersiapkan perangkat pembelajaran .
2.                  Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar.
3.                  Membuat tes siklus II sebagai alat evaluasi untuk melihat apakah kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal berdasarkan materi yang diajarkan pada siklus I.

f.       Tahap Pelaksanaan Tindakan
1.                  Mempersiapkan semua perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam kelas.
2.                  Menyampaikan materi secara singkat dengan metode ceramah.
3.                  Memberikan pertanyaan kepada siswa untuk dipikirkan (berpikir dapat ditandai dengan siswa mampu bertanya, menjawab dan berpendapat).
4.                  Membagi siswa ke dalam kelompok dan tiap satu kelompok terdiri dari 2 orang untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan sebelumnnya dari pertanyaan guru selama 10 menit.
5.                  Setelah selesai diskusi, guru meminta kepada pasangan berbagi untuk seluruh kelompok tentang apa yang telah dipikirkan sebelumnya dengan cara setiap kelompok bergiliran untuk mempersentasekan.
6.                  Membuat kesimpulan dari semua pertanyaan yang sudah didiskusikan.

g.      Tahap Observasi dan Evaluasi
Melakukan observasi aktivitas siswa selama berlangsung proses belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi untuk melihat adanya peningkatan aktivitas belajar siswa.  Melakukan evaluasi dengan menggunakan tes berupa pilihan ganda pada akhir tindakan siklus II dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.

h.      Analisis dan Refleksi
Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dan evaluasi akan dianalisis dan merupakan hasil akhir pelaksanaan tindakan siklus II yang telah dilakukan. Kemudian melakukan refleksi dengan maksud untuk melihat apakah rencana telah terlaksana secara optimal atau perlu dilakukan perbaikan. Apabila dalam tindakan siklus II masih ada kekurangan maka akan dilaksanakan siklus berikutnya untuk melakukan perbaikan.

Penilaian :
Pedoman pengkategorian hasil belajar siswa  yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Di samping itu juga dideskripsikan hasil pengamatan aktifitas pembelajaran dan perilaku siswa yang diketahui dari hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi yang terjadi pada pelaksanaan proses belajar mengajar.
Tabel. 1. Tingkat penguasaan dan kategori hasil belajar siswa
Tingkat Penguasaan
kategori
8,0-10
Sangat tinggi
6,6-7,9
Tinggi
5,6-6,5
Sedang
40-5,5
Rendah
0-3,9
Sangat rendah
(Arikunto, 2005)


Sumber:

Ali, M. 2004. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Sinar baru Albensindo. Bandung.
Arikunto Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta
Hamalik, O. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara, Jakarta.
Mudyahardjo, R. 2002. Pengantar Pendidikan “Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya Dan Pendidikan di Indonesia”. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Mulyasa. E,. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan “Pengembangan Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar”. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Nana, S. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar baru Albensindo. Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar