Pembelajaran
Kooperatif
I. Tinjauan Umum
Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut aktivitas, kreativitas, dan
kearifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai
dengan rencana yang telah diprogramkan secara efektif dan menyenangkan. Pada
buku Mulyasa (2006), Saylor mengatakan bahwa ” Instruction is thus the
implementation of curriculum plan, usually, but not necessarily, involving
teaching in the sense of student, teacher interaction in an educational setting”.
Dalam hal ini, guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian ketika
peserta didik belum dapat membentuk kompetensi dasar.
Menurut Mulyasa (2006) bahwa proses dan hasil belajar
peserta didik bergantung pada kompetensi
guru dan keterampilan mengajarnya. Oleh karena itu, guru harus mampu
mengaktualisasikan dalam pembelajaran. Dalam hal ini, guru harus mampu
menciptakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan
pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktifitas peserta didik dalam
mengakses berbagai informasi dan pengetahuan. Pembelajaran kreatif merupakan
proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan
memunculkan kreativitas peserta didik selama pembelajaran. Pembelajaran
merupakan suatu proses pembelajaran yang didalamnya terdapat sebuah kohesi yang
kuat antara pendidik dan peserta didik.
Menurut Nur, dkk (2000), semua model mengajar ditandai
dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan
(reward). Struktur tugas mengacu kepada dua hal, yaitu pada cara pembelajaran
itu diorganisasikan dari jenis kegiatan yang dilakukan oleh siswa di dalam
kelas. Hal ini berlaku pada pengajaran klasikal maupun pengajaran dengan
kelompok kecil, siswa diharap melakukan apa selama pengajaran itu.
Dalam penerapan pembelajaran kooperatif dua atau lebih
individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan
bersama., mereka akan berbagi penghargaan tersebut seandainya mereka berhasil
sebagai kelompok.
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan
pendekatan konstruktivistik. Model pembelajaran mengacu pada metode
pembelajaran dimana peserta didik bekerja bersama dalam kelompok kecil saling
membantu dalam belajar (Nurhayati dan Wellang, 2004).
Menurut Nurhayati dan Wellang (2004), dalam
pembelajaran kooperatif guru mempunyai peranan diantaranya (1)
Mengorganisasikan materi pelajaran; (2) Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan
peserta didik; (3) Mengorganisasikan peserta didik; (4) menjelaskan tugas-tugas
yang harus dikerjakan oleh peserta didik; (5) Membentuk kelompok siswa yang
heterogen; (6) Memberi petunjuk secara tertulis kepada peserta didik. Selain
itu peserta didik juga mempunyai peranan diantaranya adalah sebagai berikut :
(1) Para peserta didik bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya, (2)
Para peserta didik diharapkan menjadi aktif, bertanggung jawab, bekerjasama,
dan penuh kepedulian; (3) Para peserta didik berlatih menilai kemajuan
belajarnya dan merenungkan dirinya melalui tujuan kelompok ; (4) Para peserta
didik dapat memberi umpan-balik terhadap sesamanya dan dapat terampil menilai
dirinya sendiri.
Ciri khas pembelajaran kooperatif adalah peserta didik
ditempatkan pada kelompok- kelompok kerja dan tinggal bersama sebagai satu
kelompok atau beberapa minggu atau beberapa bulan. Mereka dilatih
keterampilan-keterampilan spesifik untuk membantu mereka bekerja sama dengan
baik. Misalnya menjadi pendengar yang baik dan sebagainya.
Pembelajaran kooperatif dapat dibedakan menjadi
beberapa model diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Student
Teams Achievement Division (STAD).
2.
Jiksaw
3.
Think-Pair-Share
4.
Numbered
heads together
II. Pengertian
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran
yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri:
a. untuk
memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja sama
b. kelompok
dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah
c. jika
dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis
kelamin, maka diupayakan
agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut.
d. penghargaan
lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
III. Tujuan
Pembelajaran
a. Tujuan
Pembelajaran Kooperatif
b. Hasil
belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm tugas-tugas
akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu siswa dalam
memahami konsep-konsep yang sulit.
c. Penerimaan
terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-temannya yang mempunyai
berbagai macam latar belakang.
d. Pengembangan
keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan keterampilan social siswa
diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain,
memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam
kelompok
IV. Fase-Fase
Model Pembelajaran Kooperatif
no
|
indikator
|
Aktifitas guru
|
1
|
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
|
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin
dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
|
2
|
Menyajikan informasi
|
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan
demonstrasi atau lewat bahan bacaan
|
3
|
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok
belajar
|
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya
membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi efisien
|
4
|
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
|
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat
mengerjakan tugas
|
5
|
Evaluasi
|
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
|
6
|
Memberikan penghargaan
|
Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau hasil
belajar siswa baik individu maupun kelompok
|
V. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif di Kelas
Yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan model
pembelajaran kooperatif di kelas, diantaranya:
a.
pilih
pendekatan apa yang akan digunakan, misal STAD, Jigsaw, Investigasi Kelompok,
dll.
b.
Pilih
materi yang sesuai untuk model ini
c.
mempersiapkan
kelompok yang heterogen
d.
menyiapkan
LKS atau panduan belajar siswa
e.
merencanakan
waktu, tempat duduk yang akan digunakan.
VI. Beberapa Model Pendekatan Kooperatif dan
Perbandingannya
Pendekatan
Unsur
|
STAD
|
JIGSAW
|
Teams Games
tournaments (TGT)
|
Tujuan Kognitif
|
Informasi akademik
sederhana
|
Informasi akademik
sederhana
|
Informasi akademik tingkat
tinggi dan keterampilan inkuir
|
Tujuan Sosial
|
Kerjasama dalam kelompok
|
Kerjasama dalam kelompok
|
Kerjasama dalam kelompok
kompleks
|
Struktur Kelompok
|
Kelompok heterogen dengan
4-5 orang
|
Kelompok heterogen dengan
5-6 orang dan menggunakan kelompok asal dan kelompok ahli
|
Kelompok homogen dengan
5-6 orang
|
Pemilihan topik
|
Oleh guru
|
Oleh guru
|
Oleh siswa
|
Tugas utama
|
Menggunakan LKS dan saling
membantu untuk menuntaskan materi
|
Mempelajari materi dalam
kelompok ahli dan membantu kelompok asal mempelajari materi
|
menyelesaikan inkuiri
kompleks
|
Penilaian
|
Tes mingguan, jenis tes
biasanya berupa kuis
|
Bervariasi, misal tes
mingguan, jenis tes biasanya berupa kuis
|
Menyelesaikan proyek dan
menulis laporan
|
VII. Contoh Pelaksanaan
Materi : Biosfer
Pelaksanaan :
Siklus I
a.
Tahap
Perencanaan Tindakan
1.
Peneliti
bersama guru bidang studi mendiskusikan masalah-masalah berdasarkan hasil
observasi yang dijumpai pada proses belajar mengajar.
2.
Menentukan
pokok bahasan yang akan diajarkan.
3.
Menyusun
RPP.
4.
Mempersiapkan
lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa selama berlangsungnya proses
belajar mengajar.
5.
Membuat
tes siklus I sebagai alat evaluasi untuk melihat apakah kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal berdasarkan materi yang diajarkan pada siklus I.
b.
Tahap
Pelaksanaan Tindakan
1.
Mempersiapkan
semua perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam kelas.
2.
Menyampaikan
materi secara singkat dengan metode ceramah.
3.
Memberikan
pertanyaan kepada siswa untuk dipikirkan (berpikir dapat ditandai dengan siswa
mampu bertanya, menjawab dan berpendapat).
4.
Membagi
siswa ke dalam kelompok dan tiap satu kelompok terdiri dari 2 orang untuk
mendiskusikan apa yang telah dipikirkan sebelumnnya dari pertanyaan guru selama
10 menit.
5.
Setelah
selesai diskusi, guru meminta kepada pasangan berbagi untuk seluruh kelompok
tentang apa yang telah dipikirkan sebelumnya dengan cara setiap kelompok
bergiliran untuk mempersentasekan.
6.
Membuat
kesimpulan dari semua pertanyaan yang sudah didiskusikan.
c.
Tahap
Observasi dan Evaluasi
Pada tahap ini ada dua
perlakuan yaitu obesrvasi dan evaluasi. Pelaksanaan tahap observasi terhadap
aktivitas siswa selama berlangsung proses belajar mengajar yang menggunakan lembar observasi dengan tujuan
untuk melihat adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dengan cara mengamati
dan mencatat aktivitas siswa selama pelaksanaan proses belajar mengajar. Pelaksanaan evaluasi memberikan tes hasil
belajar yang dilakukan pada akhir tindakan siklus I dengan tujuan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
d.
Analisis
dan Refleksi
Hasil yang
dicapai dalam tahap observasi dan evaluasi dikumpul kemudian dilakukan analisis
dan refleksi. Refleksi dimaksudkan untuk melihat apakah rencana telah
terlaksana secara optimal atau perlu dilakukan perbaikan. Aspek-aspek yang
dianggap bagus tetap dipertahankan, sedangkan kekurangannya menjadi
pertimbangan dan revisi pada siklus berikutnya yang masih merupakan masalah dalam
siklus I seperti:
" Masih ada siswa yang sulit
berinteraksi dan kurang aktif dalam pembelajaran sehingga akan diupayakan
memberi perhatian khusus dalam kegiatan belajar mengajar.
" Hasil belajar siswa masih tergolong
rendah , sehingga pada siklus II akan diupayakan agar perhatian siswa lebih
fokus dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan.
Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II ini relative sama
dengan pelaksanaan tindakan siklus I. Namun dalam pelaksanaan ini dilakukan
perbaikan-perbaikan dari siklus I sehingga aktivitas siswa dalam belajar lebih
meningkat. Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan siklus II, yaitu:
e.
Tahap
Perencanaan Tindakan
1.
Mempersiapkan
perangkat pembelajaran .
2.
Mempersiapkan
lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa selama berlangsungnya proses
belajar mengajar.
3.
Membuat
tes siklus II sebagai alat evaluasi untuk melihat apakah kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal berdasarkan materi yang diajarkan pada siklus I.
f.
Tahap
Pelaksanaan Tindakan
1.
Mempersiapkan
semua perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam kelas.
2.
Menyampaikan
materi secara singkat dengan metode ceramah.
3.
Memberikan
pertanyaan kepada siswa untuk dipikirkan (berpikir dapat ditandai dengan siswa
mampu bertanya, menjawab dan berpendapat).
4.
Membagi
siswa ke dalam kelompok dan tiap satu kelompok terdiri dari 2 orang untuk
mendiskusikan apa yang telah dipikirkan sebelumnnya dari pertanyaan guru selama
10 menit.
5.
Setelah
selesai diskusi, guru meminta kepada pasangan berbagi untuk seluruh kelompok
tentang apa yang telah dipikirkan sebelumnya dengan cara setiap kelompok
bergiliran untuk mempersentasekan.
6.
Membuat
kesimpulan dari semua pertanyaan yang sudah didiskusikan.
g.
Tahap
Observasi dan Evaluasi
Melakukan observasi
aktivitas siswa selama berlangsung proses belajar mengajar dengan menggunakan
lembar observasi untuk melihat adanya peningkatan aktivitas belajar siswa. Melakukan evaluasi dengan menggunakan tes
berupa pilihan ganda pada akhir tindakan siklus II dengan tujuan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
h.
Analisis
dan Refleksi
Hasil yang
dicapai dalam tahap observasi dan evaluasi akan dianalisis dan merupakan hasil
akhir pelaksanaan tindakan siklus II yang telah dilakukan. Kemudian melakukan
refleksi dengan maksud untuk melihat apakah rencana telah terlaksana secara
optimal atau perlu dilakukan perbaikan. Apabila dalam tindakan siklus II masih
ada kekurangan maka akan dilaksanakan siklus berikutnya untuk melakukan
perbaikan.
Penilaian :
Pedoman
pengkategorian hasil belajar siswa yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Di samping itu juga dideskripsikan hasil
pengamatan aktifitas pembelajaran dan perilaku siswa yang diketahui dari hasil
pengamatan dengan menggunakan lembar observasi yang terjadi pada pelaksanaan
proses belajar mengajar.
Tabel. 1.
Tingkat penguasaan dan kategori hasil belajar siswa
Tingkat Penguasaan
|
kategori
|
8,0-10
|
Sangat tinggi
|
6,6-7,9
|
Tinggi
|
5,6-6,5
|
Sedang
|
40-5,5
|
Rendah
|
0-3,9
|
Sangat rendah
|
(Arikunto, 2005)
Sumber:
Ali, M. 2004. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.
Sinar baru Albensindo. Bandung.
Arikunto Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2005.
Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta
Hamalik, O. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bumi
Aksara, Jakarta.
Mulyasa. E,. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan
“Pengembangan Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar”. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Nana, S. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.
Sinar baru Albensindo. Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar